... jangan percaya pada apa yang Anda liat dengan matamu. Apa yang dilihat dengan mata terbatas. Lihatlah dengan pengertianmu, selidiki apa saja yang kau ketahui dan kau akan melihat bagaimana yang baik untuk terbang... (Richard Bach, Burung Camar Jonathan)

Selasa, 03 Juli 2012

evaluasi

setelah 4 tahun berjalan sepertinya banyak hal yang perlu dikoreksi
sebagimana lazimnya perjalanan organisasi, perjalan diri sendiripun perlu adanya evaluasi
hanya perbedaanya, seorang pimpinan organisasi akan membuat lpj atau semacam laporan kerja
yang dipertanggungjawabkan kepada seluruh anggota
sedangkan prjalanan diri sendiri justru lebih hebat lagi, dipertanggung jawabkan terhadap nasib diri sendiri
jika lpj bisa diperhalus dengan permainan kata untuk menutupi kekurangan
maka laporan kinerja diri sendiri akan bicara blak blakan, kegagalan tetaplah gagal, dan diri sendiri yang akan menanggungnya

perjalanan bukanlah penggalan penggalan yang tidak saling terkait
perjalanan adalah satu rangkaian yang saling berhubungan
sebagaimana dalam alur matematika, semuanya ada sebab dan akibat
semua yang aku terima saat ini, adalah hasil apa yang aku perbuat di masa lalu
jika melongok waktu kuliah yang hanya mati2an saat detik terakhir
dan saat ini walau sedikit sedikit bisa cari makan untuk diri sendiri dan istri
sesungguhnya bukanlah hal yang sangat buruk

tetapi kadang sesal datang, dan andaian andaian berdatangan dalam pikiran
seandainya aku dulu begini pastilah sekarang begitu
seandaiya aku dulu begitu pastilah sekarang begini.. dan seterusnya

semua sudah berlalu, masa masa penempaan di semarang telah usai
kenangan keceriaan masa-masa kuliah, canda tawa teman2 kadang masih sangat jelas
dan menjadi hiburan sebelum tidur
semua itu telah berlalu dan saat ini masa penempaan lebih berat lagi
jauh lebih berat dibandingkan tumpukan ugas praktikum
mungkin kelak.. aku akan inget masa2 sekarang ini sebagai bagian dari perjalanan yang tak terpisahkan dari apa yang aku terima kelak.. mudah2an tidak akan ada lagi penyesalan
tetapi cerita2 indah kepada anak cucu tentang perjuangan dan kerja keras di masa muda..
mudah2an kelak aku bisa berhenti bekerja saat badan sudah tidak layak bekerja karena semuanya telah aku lakukan.. apa yang aku kerjakan telah aku kerjakan dan apa yang aku inginkan telah tercapai.... 



Selasa, 14 April 2009

tidak dan tidak tahu

Pagi-pagi saya dibangunkan lebih awal dari biasanya, kemudian mandi, didandanin Bapak, dan pesannya waktu itu, " sekarang kamu sudah sekolah, sudah gede, harus bisa mandi sendiri, makan sendiri, dandan sendiri". Biasanya setiap pagi saya disuapin ibu, tapi setelah masuk sekolah mulai sarapan sendiri. Ibu selalu bangun sebelum subuh dan langsung ke dapur bikin sarapan. Sebelum jam 6 semuanya harus beres dan siap makan. Waktu itu kakak saya ada yang SMP, sekolahnya agak jauh, sekitar 5 KM dari rumah, satu-satunya alat transportasi cuma sepeda, itupun harus melewati sungai besar yang belum ada jembatan. Ritual ibu tiap pagi bangun sebelum subuh dia jalani sampai saya lulus SMP, karena sudah jadi tradisi keluarga kalau lulus SMP sudah tidak lagi tinggal di rumah tetapi di kos-kosan. Jadi saya tinggal di rumah cuma sampai SMP saja, selebihnya mulai SMA, kuliah, dan sampai sekarang ini selalu hidup dari kos satu ke kos yang lain.. dari satu kota ke kota yang lain..

Saya berangkat dari rumah jalan kaki, kebetulan TK kami tidak jauh, sekitar 300 meter, saya angkatan ke 6 di TK tersebut, ruangan kelas di pendopo joglo milik salah satu warga yang mengiklaskan untuk kepentingan bersama. Teman saya ada empat orang yang berasal dari satu RT, dua cowok, dua cewek. Kami berangkat berlima dari rumah, star dimulai dari depan rumahku. Saya pakai sepatu hitam, celana pendek abu-abu, baju krem dengan kantong kanan dan kiri terdapat resleting berbentuk pesawat. Saya tidak bawa apa-apa, sedangkan teman-teman sudah bawa tas, bahkan sudah ada yang bawa bekal minuman. Kami berangkat berlima dan tidak ada yang diantar orang tua.

Sampai di sekolah kami duduk berjejer, di sana sudah ramai sekali, hampir semuanya diantar orang tuanya. Kemudian Bu guru mendaftar satu-persatu siswa yang ada di kelas. Yang di tanya anaknya yang menjawab orang tuanya. Kami mendapat giliran paling akhir. Pertanyaan pertama adalah siapa nama saya? kemudian siapa yang mengantar? apakah membawa uang pendaftaran (pendaftaran masuk sebesar 500 perak)? apakah hari ini ada orang tua yang akan datang ke sekolah? dari semua pertanyaan itu cuma satu yang saya jawab, nama saja, selebihnya saya jawab tidak dan tidak tahu... kemudian bu guru senyum dan kami diperbolehkan pulang...